13
May

 

VOInews.id- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mencapai sebuah titik temu dengan metode genosida yang dinilainya akan membuat Hitler iri. “Netanyahu telah mencapai tingkat yang membuat Hitler iri dengan metode genosidanya. Kita berbicara tentang Israel yang menyasar ambulans, menyerang titik distribusi makanan, dan menembaki konvoi bantuan,” kata Erdogan kepada surat kabar Kathimerini Yunani dalam sebuah wawancara, Minggu. Erdogan mempertanyakan bagaimana mungkin bisa menyaksikan apa yang telah dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza selama berbulan-bulan dan menganggap tindakan Israel untuk membom rumah sakit dapat dibenarkan.

 

Masih membandingkan dengan Hitler, Erdogan menyebut Israel juga membunuh anak-anak, menindas warga sipil, dan membuat orang-orang yang tidak bersalah kelaparan, kehausan, dan kekurangan obat-obatan dalam berbagai bentuk alasan. “Apa yang dilakukan Hitler di masa lalu? Dia menindas dan membunuh orang-orang di kamp konsentrasi,” ucapnya. Lebih lanjut Erdogan menuturkan bahwa Gaza berubah menjadi penjara terbuka tidak hanya setelah 7 Oktober, tapi juga bertahun-tahun sebelumnya.

 

“Bukankah orang-orang di sana dikurung dalam sumber daya yang terbatas selama bertahun-tahun, hampir seperti kamp konsentrasi? Siapa yang bertanggung jawab atas pembunuhan massal paling brutal dan sistematis di Gaza setelah 7 Oktober?,” tuturnya. Ia menekankan hak dan kebebasan masyarakat Gaza, terutama hak untuk hidup, telah dilanggar. Perlawanan Palestina, kata dia, tidak akan diperlukan jika terdapat negara Palestina yang berdaulat, merdeka, dan terintegrasi secara geografis, sesuai dengan perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

 

“Kami membela hak-hak mereka. Kami membela perdamaian. Israel, sebaliknya, terus melanggar resolusi PBB, hukum internasional, dan hak asasi manusia secara sembrono,” tegasnya. Erdogan menambahkan bahwa kelompok Palestina menyetujui perjanjian gencatan senjata, namun Israel tidak menginginkan gencatan senjata karena ingin menduduki seluruh wilayah Gaza tersebut.

 

Sumber : Anadolu

10
May

Prajurit Rusia yang terlibat dalam aksi militer di Ukraina berbaris di Lapangan Merah, Moskwa, Rusia selama parade militer Hari Kemenangan, Kamis (9/5/2024). Rusia merayakan ulang tahun ke-79 kemenangan atas Jerman Nazi dalam Perang Dunia II. (Foto: AFP/Alexander Nemenov)

 

VOInews, Jakarta: Kuasa Usaha (charge d'affaires) Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, Veronika Novoseltseva menanggapi masuknya tokoh-tokoh dalam daftar buron pemerintahnya. Tokoh-tokoh tersebut berasal dari sejumlah negara, di antaranya Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky dan Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas.

08
May

 

VOInews.id- Pemerintah Pakistan pada Selasa menegaskan pihaknya tidak akan memberikan pangkalan militer kepada “siapa pun”, menepis laporan bahwa Islamabad telah menyediakan pangkalan kepada sekutu lamanya, Amerika Serikat. “Pakistan tidak menyediakan pangkalan militer kepada siapa pun, juga tidak akan memberikannya,” kata juru bicara Angkatan Darat Pakistan Mayor Jenderal Ahmed Sharif Chaudhry saat konferensi pers di Kota garnisun Rawalpindi, tak jauh dari ibu kota Islamabad.

 

Pernyataan itu untuk menanggapi pertanyaan apakah Pakistan telah memberikan pangkalan militer kepada AS di Provinsi Balochistan barat daya dan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut. “Seperti yang Anda katakan sendiri, ini propaganda belaka,” jawab Chaudhry saat ditanya awak media. Sebelumnya telah beredar kabar di media sosial bahwa Washington meminta Islamabad untuk mendirikan dua basis militer untuk memonitor Iran, Afghanistan dan juga China.

 

Sumber: Anadolu

07
May

 

VOinews.id- Militer Israel pada Senin mengeluarkan perintah evakuasi segera kepada warga Palestina dan pengungsi lainnya dari wilayah Rafah timur, menjelang kemungkinan invasi darat yang akan dilancarkan Israel. “Tentara Israel memperluas zona kemanusiaan di Al-Mawasi dan mendesak warga Palestina untuk sementara mengungsi dari Rafah timur ke zona kemanusiaan yang diperluas,” tulis juru bicara militer Israel Avichay Adraee di X.

 

Perluasan zona kemanusiaan di Al-Mawasi meliputi rumah sakit lapangan, tenda, makanan, air, obat-obatan, dan perbekalan lainnya dalam jumlah besar. “Tentara juga mengizinkan kolaborasi dengan organisasi internasional tertentu dan negara-negara lain untuk memperluas cakupan bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Jalur Gaza,” kata dia.

 

Namun, ia mengatakan bahwa proses tersebut akan berjalan secara bertahap berdasarkan penilaian situasi yang sedang berlangsung. “Dalam konteks ini, selebaran akan dibagikan, pesan teks dan panggilan telepon akan dikirim, dan informasi disiarkan melalui media Arab,” kata Adraee. Dia pun menegaskan bahwa tentara akan terus berupaya mencapai tujuan perang mereka, termasuk untuk menumpas kelompok pejuang Hamas Palestina serta mengembalikan semua warga Israel yang disandera. Di akun media sosialnya, militer Israel telah mengunggah peta yang menggambarkan rute evakuasi. Laporan Radio Angkatan Darat Israel menyebut keputusan untuk mengevakuasi warga dari Rafah timur diambil dalam sidang kabinet, Minggu malam (5/5). Sekitar 100.000 warga sipil diperkirakan berada di wilayah yang akan dievakuasi.

 

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant disebut telah memberi pengarahan kepada Menhan AS Lloyd Austin tentang keputusan untuk memulai evakuasi penduduk dari kota di selatan Gaza itu. Pesawat Israel menjatuhkan selebaran di atas kota guna mendesak penduduk di wilayah Rafah timur untuk mengungsi dan menuju Al-Mawasi. Brosur tersebut memuat peta wilayah dan batas-batasnya, serta wilayah yang perlu dikosongkan.

 

Selebaran tersebut juga memperingatkan warga Palestina agar tidak kembali ke Kota Gaza atau wilayah utara Jalur Gaza, atau "mendekati pagar keamanan timur dan selatan yang berbatasan dengan Mesir." Rafah saat ini dihuni 1,4 juta pengungsi Palestina yang mengungsi dari perang, yang dimulai setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 dan diklaim Israel merenggut sekitar 1.200 nyawa. Hamas juga dituding menyandera 250 orang Israel. Sejak itu, serangan Israel telah menewaskan hampir 34.700 warga Palestina, serta menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza hingga penduduknya menjadi kelaparan dan rentan tertular penyakit.

 

Sumber: Anadolu

Page 4 of 1161