02
May

 

VOInews.id- Gerakan Perlawanan Islam Palestina (Hamas) pada Rabu (1/5) menyatakan negosiasi gencatan senjata dengan Israel akan ditangguhkan jika Israel menyerang Kota Rafah di Jalur Gaza selatan. Dalam wawancara dengan stasiun TV al-Manar yang berbasis di Lebanon, Osama Hamdan, seorang pejabat senior Hamas, mengatakan pihaknya akan menghentikan semua negosiasi tidak langsung dengan Israel jika Israel melancarkan operasi militer terhadap Rafah.

 

Sambil menuding Israel berupaya "memeras semua pihak lewat ancamannya untuk menyerang Rafah," pejabat Hamas tersebut menekankan bahwa "gerakan perlawanan (Hamas) masih memiliki kekuatan untuk membela rakyat kami." Hamdan menyatakan pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan sayap militer Hamas Brigade Al-Qassam tetap menjalin kontak dengan faksi politik Hamas, serta telah mengantongi informasi perihal situasi yang sedang berlangsung di lapangan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuturkan bahwa Israel akan memasuki Rafah dan menumpas batalion-batalion Hamas "dengan atau tanpa" kesepakatan dengan Hamas.

 

Antara

30
April

 

VOInews.id- Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyatakan kekhawatirannya bahwa Israel mungkin berencana mengusir warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki ke Yordania setelah perang di Gaza berakhir. "Israel telah menghancurkan setidaknya 75 persen wilayah Jalur Gaza dan menewaskan 34.000 warga Gaza dalam 200 hari, sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak," kata Abbas dalam Forum Ekonomi Dunia di ibukota Arab Saudi, Riyadh pada Minggu. "Saya khawatir setelah menghancurkan Gaza, Israel bergerak ke Tepi Barat dan mengusir penduduknya ke Yordania," lanjut dia. Presiden Palestina itu menyeru kepada dunia "untuk mengakui Palestina sebagai anggota penuh Perserikatan Bangsa-bangsa." Dia juga mendesak negara-negara Eropa untuk "mengakui Negara Palestina seperti mereka mengakui Israel."

 

Pada 19 April, 15 anggota Dewan Keamanan PBB bertemu di New York untuk melakukan pemungutan suara bagi rancangan resolusi yang diajukan Aljazair yang merekomendasikan penerimaan Negara Palestina menjadi anggota PBB. Namun resolusi tersebut diveto Amerika Serikat dengan 12 suara setuju dan dua suara abstain, termasuk Inggris dan Swiss. Israel telah melancarkan perang brutal di Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober yang menyebabkan kematian sekitar 1.200 orang.

 

Serangan Israel menewaskan hampir 34.400 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak. Lebih dari 77.400 orang juga terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok. Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk memastikan pasukannya tidak melakukan tindakan genosida, dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.

 

Sumber: Anadolu

29
April

 

VOInews.id- World Central Kitchen (WCK) di Jalur Gaza akan kembali beroperasi setelah tujuh pekerja bantuannya terbunuh dalam serangan Israel awal April ini.

“Situasi kemanusiaan di Gaza masih mengerikan. Kami mulai kembali beroperasi dengan energi, martabat, dan fokus yang sama untuk memberi makan sebanyak mungkin orang,” kata kepala eksekutif badan amal tersebut, Erin Gore, lewat pernyataan, Ahad (28/4).

WCK akan terus mengirim makanan sebanyak mungkin ke Gaza, termasuk Gaza utara, melalui jalur darat, laut, dan udara, katanya menambahkan.

“Kami memiliki 276 truk yang berisi setara dengan hampir 8 juta makanan, yang siap didatangkan melalui penyeberangan Rafah. Kami juga akan mengirimkan truk dari Yordania. Kami sedang menjajaki koridor maritim dan memanfaatkan Pelabuhan Ashdod.

“Selain 68 dapur umum, kami sedang mendirikan dapur dengan produksi tinggi ketiga di Mawasi (dua lainnya masing-masing di Rafah dan Deir al-Balah),” kata Gore.

Serangan Israel menewaskan tujuh pekerja bantuan, yakni tiga warga negara Inggris, satu warga negara Australia, satu warga negara Polandia, satu berkewarganegaraan ganda AS-Kanada, juga satu warga Palestina pada 1 April.

Kematian mereka lantas menuai kecaman keras di seluruh dunia dan seruan pertanggungjawaban. Banyak orang, termasuk pendiri WCK Jose Andres, menolak klaim Israel bahwa serangan tersebut adalah sebuah “kesalahan” dan sebuah kasus “salah identifikasi.”

Sebelum menghentikan operasinya, Gore mengatakan WCK sudah mendistribusikan lebih dari 43 juta makanan di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Israel telah melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza, menyusul serangan 7 Oktober yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina, Hamas. Serangan Hamas itu disebut menewaskan hampir 1.200 orang.

Akibat gempuran Israel, sudah lebih dari 34.400 warga Palestina terbunuh dan ribuan orang lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan krisis kebutuhan pokok.

Sebagian besar wilayah Gaza hancur hingga memaksa 85 persen penduduknya mengungsi di tengah pemutusan akses makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Israel dituding telah melakukan genosida dalam sebuah kasus yang diajukan di Mahkamah Internasional (ICJ).

Keputusan sementara ICJ pada Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan bisa sampai kepada warga sipil di Gaza.

Sumber: Anadolu

29
April

 

VOInews.id- Presiden terpilih Asosiasi Medis Korea (KMA), Lim Hyun-taek, mendesak pemerintah untuk sepenuhnya membatalkan usulan rencana reformasi medis, termasuk kenaikan kuota sekolah kedokteran, serta membuka diskusi dengan dokter dari awal. “Ini bukan konflik antara komunitas medis dan pemerintah. Sebaliknya, ini adalah penyalahgunaan kekuasaan secara sepihak oleh pihak berwenang,” kata Lim dalam rapat umum KMA di Seoul, Minggu.

 

Jika pemerintah tidak membatalkan rencana reformasi medis, lanjutnya, komunitas medis tidak akan bergeming dan tidak menanggapi seruan negosiasi apa pun. Lim yang dikenal karena sikapnya yang agresif dalam kebuntuan yang sedang berlangsung dengan pemerintah akan memulai masa jabatan resminya mulai hari Rabu mendatang. Pekan lalu, polisi melakukan penggerebekan tambahan terhadap Lim yang dituduh menghasut pengunduran diri kolektif oleh para dokter junior. Badan Kepolisian Metropolitan Seoul mengatakan pihaknya juga menyita ponsel Lim dan mengirim penyelidik ke kantornya di Seoul barat dan kediamannya di Asan, 83 kilometer selatan Seoul.

 

Polisi menyita ponsel Lim dalam penggerebekan sebelumnya pada Maret, namun ponsel tersebut dipastikan pernah digunakan olehnya di masa lalu. Sementara itu, sebuah komite kepresidenan mengenai reformasi medis secara resmi dibentuk pada Kamis (25/4) untuk mencari terobosan atas pemogokan dokter yang berkepanjangan, tetapi KMA juga telah memboikot inisiatif tersebut. Hingga kini, sekitar 12.000 dokter peserta pelatihan telah meninggalkan tempat kerja sejak 20 Februari sebagai protes terhadap rencana penambahan jumlah mahasiswa kedokteran sebanyak 2.000 orang. Pengunduran diri kolektif tersebut menyebabkan tertundanya perawatan medis dan beberapa ruang gawat darurat membatasi sebagian perawatan terhadap pasien yang sakit kritis.

 

Sumber : Yonhap

Page 7 of 1161